[4] Ini Tentang Kita

/
2 Comments

Ini tentang kita. Dan, rupanya, akan selalu tentang kita. Setelah melewati perjalanan panjang, terkadang lelah di persimpangan, cinta akhirnya menemukan muara, menemukan persinggahan yang nyaman dan akan selalu menjadi rumahnya, tempat pulangnya—pernikahan. Ah, betapa membahagiakannya. Kamu tahu, hal itu telah menjadi impianku, harapan terbesar dalam hidupku, karena aku percaya, bersamamu, hanya bersamamu, ada begitu banyak kesempatan untuk bahagia.

Ini tentang kita. Dua orang yang kini berada di bawah naungan pernikahan. Hari-hari berlalu jauh lebih indah, ternyata. Menyeduh secangkir kopi untukmu, sepiring nasi goreng untuk sarapanmu, sepasang pakaian kerja yang kupilih sendiri, mengikat dasimu, dan akhirnya, sebelum kepergianmu, aku menanti kecup lembut di puncak kepalaku. Ah, betapa membahagiakannya.

Ini tentang kita. Yang akan selalu saling mencintai. Meski bahagia tak selalu menyertai. Aku tahu, aku mengerti. Sebab pernikahan tak hanya memangku satu emosi, tetapi bermacam-macam emosi. Dan, kusyukuri, hal itu tak lantas membuatmu berhenti mencintaiku—tak juga membuatku berhenti mencintaimu. Seperti katamu di waktu silam, aku—kita—hanya perlu percaya bahwa cinta mampu menjaga kita.

Ya, aku percaya…

“Aku bisa saja meninggalkanmu,” satu ketika, di bawah lindungan selimut, di atas dadamu yang berdetak-detak, kamu berkata. “Ada bengitu banyak alasan yang bisa aku temukan untuk meninggalkanmu. Namun, semua alasan itu hilang saat aku menyadari bahwa selama ini, hanya kamulah yang tak henti-henti berdiri di sisiku saat orang-orang menjauhiku. Kamulah satu-satunya yang bersedia hanyut, bersedia ada, pada setiap musim kehidupanku. Alasan apalagikah yang bisa aku temukan untuk meninggalkanmu, perempuan yang begitu tabah di sisiku?”

Ah, kamu. Ah, aku tak tahu harus bilang apa. Selain menarik kepalaku dari dadamu, menatapmu dalam-dalam, sebelum akhirnya menutup bibirmu dengan bibirku. Lama. Dan, seandainya bisa, selamanya.

Ini tentang kita. Dan, selamanya akan tentang kita. I promise.





You may also like

2 comments:

  1. Aish! Daku kena diabetes nih! Indahnyaaa... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha asal jangan diabetes benaran teh dee, bahaya, diabetes cinta sih, oke oke saja :D

      Delete