Hari keenam: Waktu yang Tepat? Sekarang!

/
0 Comments

Semenjak saya mulai bekerja di Daeng Rewa, ada satu kegiatan favorit saya yang perlahan-lahan terlupakan—membaca buku. Ya. Awal-awal saya bekerja, saya tidak pernah membaca buku—membaca artiker sih tetap karena lewat handphone, tapi tetap saja sensasinya beda—karena saya tidak memiliki koleksi buku di sini. Saya mulai membaca ketika Pak Bos tahu bahwa saya suka membaca dan suka menulis. Berhubung Pak Bos juga suka membaca dan tentu saja memiliki banyak koleksi buku, akhirnya Pak Bos meminjamkan saya buku-bukunya—di kemudian hari, Pak Bos beberapa kali membelikan saya buku di Gramedia, sumpah membuat saya bahagia bukan main. Buku gratis, Jooon! Haha. Sejak saat itulah, saya mulai membaca buku di sela-sela bekerja.

Namun, ada yang aneh. Saya tidak bisa menikmati bacaan saya kalau sambil bekerja. Membaca beberapa lembar, lalu harus melayani pembeli. Lanjut membaca lagi, mulai hanyut dengan cerita, eh ada pembeli lagi. Terlalu sering seperti itu membuat saya kehilangan feel cerita. Dan sungguh itu bikin kesal. Pada akhirnya, perlahan-lahan, saya mulai malas membaca. Kalau begini terus keadaannya, bagaimana saya bisa menikmati lembar-lembar bacaanku? Begitu saya berpikir.

Tak hanya itu, saya juga membandingkan apa yang saya rasakan ketika masih di Kabaena. Membaca kapan pun saya mau, menikmati betul apa yang tengah saya baca. Satu buku—kalau memang ceritanya bagus—bisa selesai dalam satu atau dua hari. Di sini, hmmm, satu buku kadang nggak selesai-selesai, haha.

Namun, kemudian, ada yang tak bisa saya abaikan. Dorongan untuk membaca buku itu selalu ada. Saya ingin membaca buku. Saya tidak bisa kalau tidak membaca buku. Seolah ada yang hilang rasanya. Tapi, bagaimana caranya supaya apa yang saya baca bisa saya nikmati? Nggak enak banget baca buku tapi nggak bisa dinikmati. Ya, kan? Membaca malam setelah depot tutup? Ini bisa jadi pilihan, tapi yang seringkali terjadi setelah depot tutup mata saya tinggal 5 Watt. Susah kalau untuk dipakai membaca buku. Satu-satunya pilihan yang ada adalah membaca buku di sela-sela kerja.

Sebuah pertanyaan memantul-mantul dalam kepala saya: mulai sekarang atau tidak pernah sama sekali? Membaca buku di sela-sela kerja atau tidak akan pernah sama sekali? Mau sampai kapan menunggu waktu yang tepat, dengan kondisi yang kamu inginkan, suasana yang kamu harapkan? Bila memang menunggu itu, percayalah itu tidak akan pernah ada. Kalau pun ada, paling saat libur kerja saja. Pilih mana?

Waktu yang tepat? Sekarang!

Ya, sekarang!

Saya kemudian menyadari, bahwa semua ini hanya masalah pembiasaan. Saya hanya belum terbiasa membaca di sela kesibukan, membaca di tengah keramaian—sama halnya dengan menulis. Dan, yang perlu saya lakukan adalah mulai membiasakan. Awal-awalnya tidak menikmati, namun tetap saya paksakan menyelesaikan bacaan meskipun harus terpotong-potong oleh kerjaan. Perlahan-lahan, saya akhirnya bisa menikmati, bisa hanyut dalam bacaan. Sekarang, seramai apa pun di sekitar, saya sudah bisa fokus membaca dan menghanyutkan diri di sana.

Dalam hal menulis pun perlahan-lahan mulai terbiasa. Yang tadinya selalu menulis dalam keheningan, kini bisa menulis di tengah keramaian. Ada untungnya juga, sih. Saya jadi bisa latihan fokus.

Meskipun begitu, untuk menyelesaikan membaca sebuah buku, saya kadang membutuhkan waktu lebih banyak—kadang seminggu, bahkan lebih, dan tak jarang sangat berlebihan, haha—dasar sayanya ajah! Nah, karena itulah, sekarang sebelum memulai membaca buku, saya akan membagi buku tersebut menjadi 3 atau 4 bagian, tergantung ketebalan. Setiap bagiannya harus selesai di baca dalam 1 hari. Jadi kalau ada 3 bagian, maka buku itu akan kelar saya baca dalam waktu 3 hari. Bagusnya, cara ini menuntut saya untuk memaksimalkan waktu sebaik mungkin. Alhamdulillah....

Bukankah waktu itu sangat mahal? Ya. Orang-orang memiliki waktu yang sama di dunia ini, tetapi mengapa ada yang sukses dan ada yang begitu-begitu saja. Semua kembali pada satu pertanyaan: bagaimana kita menghabiskan waktu yang sudah Tuhan berikan?

Note: Tulisan ini seharusnya saya posting pada hari Sabtu, namun Wi-fi di Daeng Rewa sedang error, jadilah baru bisa saya posting hari ini.


You may also like

No comments: