kita dalam jarak, mampukah?

/
2 Comments
aku
Kini, di antara aku dan kamu, berdiri dinding raksasa bernama jarak. Pada musim penghujan silam, saat di mana jarak itu mengambil celah, kita telah menyepakati untuk saling menjaga hati, kendati itu masih membuatku bertanya-tanya—mampukah kita?

Katamu, tidak perlu ada ragu di antara dua orang yang saling mencintai. Cinta tidak membutuhkan itu, karena cinta membutuhkan kepercayaan. Itulah yang harus kulakukan, katamu saat itu, juga akan kau lakukan, mempercayakan hati pada diri masing-masing, bahwa bagaimanapun, tidak peduli jarak itu begitu terasa, begitu menyiksa, cinta akan tetap melekat, bagaikan cat yang melapisi bangku taman yang kerap kita duduki pada setiap pertemuan.

Namun, kini, entah mengapa, ragu itu berkecambah. Dan, itu membuatku takut, sayang.

Aku takut bila jarak akhirnya mengikis apa yang telah begitu lama menempati ruang di dadamu; itu cinta. Aku takut bila jarak akhirnya tidak lagi menghadirkan rindu, sebagaimana ia telah menjadi candu untuk kita selama ini. Aku takut semua itu terjadi pada kita.

Kata orang, semua bisa terjadi. Mereka yang akan menikah beberapa hari lagi bisa saja urung, entah oleh alasan apa pun. Bagaimana dengan kita? Hanya ada jarak, dan bila segenggam kangen itu menyesaki dadaku, aku hanya bisa meraih-raih wajahmu dalam khayalku. Lirih suaramu tidak lantas menyembuhkan kerinduan itu.

Aku takut, sayang, bila Tuhan menghadirkan orang lain dalam hidupmu, memberimu rasa nyaman jauh daripada apa yang telah kuberikan, lantas mengubah seluruh rasa di hatimu. Inilah yang pada akhirnya membuatku bertanya-tanya, apakah kita mampu? Apakah kita mampu melawan rasa, mengkhianati segala janji yang telah ada. Inilah yang pada akhirnya membuatku, pada malam-malam sunyi dan sendiri, tak henti-henti merapalkan harap, semoga semua baik-baik saja. Kamu dan aku.

Semoga hati kita tidak lengah. Semoga Tuhan memberikan ketabahan pada kita, mengajarkan kita bahwa jarak bukanlah tempat mencari-cari alasan untuk saling meninggalkan. Semoga jarak adalah ruang di mana cinta dan kerinduan bagaikan nyala purnama pada gelap malam, membuncah dan menerangi. Semoga.
 


You may also like

2 comments: