Go-Jek yang Aneh

Berapa hari, ya, saya tidak membuat postingan di blog ini? Saya pun tidak ingat, hehe. Tapi, alhamdulillah, ada seseorang yang ternyata selalu menunggu-nunggu tulisan saya. Sampai-sampai dia BBM supaya saya ingat blog dan tak lupa disertai emot muka marah. Saya

Continue Reading...

Hari Kedelapan: Harap

Berapa lama waktu telah bergulir, adakah kau ingat? Kau tahu, aku terus menghitungnya kendati itu membuat dadaku menyesak—tak mengapa. Bagaimana kali terakhir kita bertemu, berpelukan lama, menyadari itulah kali terakhir pertemuan kita. Perpisahan adalah yang terbaik, begitu katamu. Haruskah aku

Continue Reading...

Hari Ketujuh: Kopdar dan IBF

Islamic Book Fair, Balai Pemuda, Surabaya. Sudah tiga kali gagal dalam proyek menulis 40 hari ini. Ya, seharusnya kemarin, Minggu tanggal 1 Mei menjadi tulisan ketujuh—dan ini seharusnya menjadi tulisan kedelapan—tapi kembali saya tidak menulis. Bedanya, kegagalan kemarin tidak terlalu

Continue Reading...

Hari keenam: Waktu yang Tepat? Sekarang!

Semenjak saya mulai bekerja di Daeng Rewa, ada satu kegiatan favorit saya yang perlahan-lahan terlupakan—membaca buku. Ya. Awal-awal saya bekerja, saya tidak pernah membaca buku—membaca artiker sih tetap karena lewat handphone, tapi tetap saja sensasinya beda—karena saya tidak memiliki koleksi

Continue Reading...

Hari Kelima: Berjalan Bersisian Bersama Kenangan

Ini seharusnya menjadi hari keenam, tapi sekali lagi saya gagal menulis secara rutin. Tidak perlulah saya menulis alasannya di sini, karena kalau mau mencari alasan selalu tersedia banyak di kepala. Yang jelas, ternyata untuk istiqamah itu tidak mudah. Saya sampai

Continue Reading...

Hari keempat: Bersyukur

Hari keempat. Alhamdulillah masih setia menulis. Pada tulisan ketiga kemarin, aku bercerita bagaimana aku bisa bekerja di Surabaya, jauh dari Bumi Anoa. Kali ini, aku mau melanjutkan cerita itu. Rasanya ada begitu banyak hal yang harus aku syukuri. Mendapat pekerjaan tanpa

Continue Reading...

Hari Ketiga: Merantaulah

Hari ketiga. Alhamdulillah aku masih bisa istiqamah menulis. Ternyata, memulai sesuatu yang telah lama kita tinggalkan itu sulit sekali. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa selamanya. Selalu ada cara untuk kembali ke kebiasaan yang lalu. Memang, ada saat-saat di mana

Continue Reading...

Hari Kedua: Gagal, Namun Never Give Up

Ini sebenarnya bukan hari kedua, tapi hari ketiga. Kemarin seharusnya hari kedua, tapi ternyata aku gagal untuk istiqamah menulis. Kalau mau mencari alasan, ada banyak alasan mengapa aku tidak menulis kemarin. Namun, aku tidak mau menjadi orang yang selalu mencari-cari

Continue Reading...

Hari Pertama: Mulai Membiasakan Menulis

Jujur, aku tidak pernah lagi menulis seperti dulu. Di mana kata-kata yang berputar di kepalaku begitu mudah untuk aku tuangkan dalam tulisan. Seringnya malah kata-kata itu macet ketika hendak keluar. Aku menyadari, aku terlalu banyak berpikir, apakah akan bagus? apakah

Continue Reading...